Langsung ke konten utama

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI PESAN

Parlindungan Pardede (7326080569) Pendahuluan Semua komunikasi interpersonal, dari yang sederhana hingga yang rumit, berlangsung dengan prinsip yang sama: makna dikirim melalui pesan verbal dan nonverbal dari komunikator kepada komunikate. Indikator keberhasilan komunikasi adalah jika makna pesan yang diterima komunikate sama dengan makna yang dikirim komunikator. Sebaliknya, komunikasi akan gagal bila makna pesan yang diterima komunikate berbeda sebagian atau seluruhnya dengan makna yang dikirim komunikator. Makalah ini membahas pesan dalam konteks komunikasi interpersonal. Pembahasan diawali dengan uraian tentang pesan verbal, termasuk pengertian, unsur dasar, kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya sebagai sarana transmisi makna, termasuk word barrier . Setelah itu pembahasan diarahkan pada uraian tentang pesan nonverbal, yang mencakup pengertian, fungsi, tinjauan psikologis terhadap perannya dalam komunikasi, dan jenis-jenis pesan nonverbal. Konsep-konsep

MENULIS DENGAN KUTIPAN

Parlindungan Pardede A. Pengertian Kutipan Dalam penulisan karya ilmiah, seperti artikel, jurnal, skripsi, maupun disertasi, seringkali digunakan berbagai kutipan--pinjaman pendapat atau ucapan seseorang—untuk mendukung, menjelaskan, membuktikan, atau menegaskan ide-ide tertentu. Pada umumnya kutipan bersumber dari bahan-bahan tertulis, seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan website. Akan tetapi, kutipan juga bisa diambil dari penuturan lisan, seperti wawancara, pidato, atau ceramah. Dalam penulisan ilmiah, kutipan yang didasarkan pada penuturan lisan biasanya perlu dimintakan pengesahannya dari penutur yang bersangkutan. Tanpa pengesahan, kutipan seperti ini sering diragukan keabsahannya. Penggunaan kutipan dalam suatu tulisan merupakan suatu hal yang wajar dan bahkan sangat efektif untuk menghemat waktu. Adalah suatu pemborosan waktu bila seorang penulis harus menyelediki kembali suatu kebenaran yang telah diteliti, dibuktikan dan dimuat secara luas dalam sebuah buku, majala

PANDUAN PRAKTIS UNTUK MENGAJARKAN PERCAKAPAN BAHASA BATAK

Parlin Pardede (FKIP-UKI Jakarta) Pendahuluan Dalam hidupnya, setiap orang perlu berkomunikasi dengan orang lain. Karena alat media komunikasi manusia utama adalah bahasa, maka setiap orang normal biasanya menguasai minimal satu bahasa, yaitu bahasa ibunya. Orang seperti ini disebut “monolingualis”, seperti “halak hita” yang seumur hidupnya tidak pernah keluar dari kampungnya, tidak pernah berhubungan dengan orang atau kebudayaan di luar Batak (baik melalui pendidikan, pergaulan, atau media—seperti buku, TV, Koran, radio, dll.). Tidak sedikit orang, khususnya yang berhubungan dengan orang atau budaya dari luar budayanya, yang menguasai dua, tiga, atau lebih banyak bahasa sekaligus, meskipun dengan tingkat penguasaan yang beragam. Setiap “Halak hita” yang merantau cukup lama ke Jakarta pasti menguasai minimal bahasa Batak (selanjutnya disingkat BB) dan bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI). Orang seperti ini disebut “bilingualis” Mungkin juga dia menguasai satu atau lebih bahasa l