Langsung ke konten utama

MENULIS DENGAN KUTIPAN

Parlindungan Pardede

A. Pengertian Kutipan
Dalam penulisan karya ilmiah, seperti artikel, jurnal, skripsi, maupun disertasi, seringkali digunakan berbagai kutipan--pinjaman pendapat atau ucapan seseorang—untuk mendukung, menjelaskan, membuktikan, atau menegaskan ide-ide tertentu.
Pada umumnya kutipan bersumber dari bahan-bahan tertulis, seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan website. Akan tetapi, kutipan juga bisa diambil dari penuturan lisan, seperti wawancara, pidato, atau ceramah. Dalam penulisan ilmiah, kutipan yang didasarkan pada penuturan lisan biasanya perlu dimintakan pengesahannya dari penutur yang bersangkutan. Tanpa pengesahan, kutipan seperti ini sering diragukan keabsahannya.
Penggunaan kutipan dalam suatu tulisan merupakan suatu hal yang wajar dan bahkan sangat efektif untuk menghemat waktu. Adalah suatu pemborosan waktu bila seorang penulis harus menyelediki kembali suatu kebenaran yang telah diteliti, dibuktikan dan dimuat secara luas dalam sebuah buku, majalah, dan lain-lain, untuk tiba pada kesimpulan yang sama. Untuk mendukung tulisannya, seringkali penulis tidak memiliki waktu untuk meneliti kebenaran setiap poin yang dibutuhkan. Dalam keadaan seperti itu, penulis bisa mengutip pendapat yang sudah teruji dengan menyebutkan sumbernya agar pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.
Meskipun penggunaan kutipan pendapat ahli merupakan suatu hal yang wajar, hal itu tidak berarti bawa sebuah tulisan dapat terdiri dari kutipan-kutipan saja. Membuat tulisan dengan menggunakan terlalu banyak kutipan dapat menimbulkan kesan bahwa karya itu hanya suatu koleksi kutipan belaka. Secara ilmiah, ide-ide pokok dan kesimpulan-kesimpulan harus merupakan pendapat penulis. Kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bukti-bukti pendukung pendapat penulis tersebut.
Berdasarkan jenisnya, kutipan dibedakan ke dalam kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan pinjaman pendapat yang diambil secara lengkap, kata demi kata atau kalimat demi kalimat, dari sebuah teks asli. Sedangkan kutipan tidak langsung merupakan pinjaman pendapat yang ditulis dalam bentuk rangkuman atau intisari dari pendapat tersebut. Dengan kata lain, kutipan tidak langsung merupakan penyajian sebuah pendapat atau informasi dengan menggunakan ungkapan yeng berbeda tapi tidak merubah makna.

B. Prinsip-Prinsip Mengutip
Pada waktu membuat kutipan, penulis perlu memperhatikan empat prinsip berikut:

1. Jangan mengadakan perubahan
Ketika mengutip secara langsung, penulis tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik penulisan dari teks asli, tanpa memberikan penjelasan. Jika penulis menemukan kesalahan ejaan pada kata-kata tertentu, dia hanya diperkenankan memberikan catatan terhadap kesalahan tersebut dengan menambahkan kata [sic!] dibelakang kata itu. Kata ini menunjukkan bahwa penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan itu. Dia hanya sekedar mengutip sesuai dengan apa yang ada dalam naskah aslinya. Kemudian, jika penulis memandang perlu untuk memberikan penekanan dengan cara merubah teknik penulisan, seperti menggarisbawahi, mencetak miring, atau mencetak tebal, hal itu harus dijelaskan dalam tanda kurung segi empat [...]. Lihat contoh 1 berikut:

Contoh (1)

Untuk memberikan hasil yang optimal dalam penguasaan bahasa Inggris, sejak 1994 pemerintah Indonesia mengizinkan pembelajaran bahasa Inggris dimulai sejak SD, meskipun masih bersifat sebagai mata pelajaran pilihan atau muatan lokal. Kebijakan ini tentu saja merupakan sebuah langkah maju yang harus ditindaklanjuti sebaik mungkin, karena pembelajaran sebuah bahasa yang dilakukan sejak dini akan memberikan hasil yang lebih baik. Siregar (2001: 30) menegaskan bahwa: “Semakin dini [huruf miring dari saya, Penulis] seseorang mulai belajar bahasa Inggeris [sic!] akan semakin baik hasilnya dan semakin banyak waktu belajar bahasa Inggeris [sic!] maka taraf penguasaan pembelajar terhadap bahasa itu akan semakin baik.”

2. Jangan membuat kutipan yang sangat panjang.
Dalam mengambil sebuah kutipan, hendaknya kutipan itu tidak terlalu panjang, misalnya satu halaman atau lebih. Hal ini perlu diingat untuk mencegah dua hal. Pertama, agar tulisan tersebut tidak terkesan sebagai suatu salinan dari karya orang lain. Kedua, agar tidak merusak atau mengganggu uraian yang sebenarnya. Jika naskah asli yang harus dikutip sangat panjang, sebaiknya penulis melakukan pengutipan tidak langsung atau tetap melakukan pengutipan langsung namun menghilangkan bagian-bagian tertentu tanpa merubah makna keseluruhan. Jika seorang penulis merasa perlu memasukkan kutipan yang panjang, kutipan itu sebaiknya ditempatkan pada bagian lampiran.

3. Cara-cara memasukkan kutipan tidak langsung
(a) Kutipan boleh diawali oleh informasi tentang sumber, yang mencakup: nama belakang pengarang yang kemudian, di dalam tanda kurung, diikuti oleh tahun terbit dan nomor halaman sumber kutipan yang keduanya dipisahkan oleh tanda titik dua [:];
(b) Kutipan tersebut diintegrasikan langsung dengan teks;
(c) Baris yang satu dengan yang lainnya berjarak dua spasi;
(d) Kutipan tidak diapit oleh tanda kutip;
(e) Sumber kutipan juga bisa disebutkan di akhir kutipan dengan menyebutkan—di dalam tanda kurung--nama belakang pengarang, tahun terbit dan halaman sumber.

Untuk melihat aplikasi aturan-aturan ini, lihat contoh 2 berikut.

Contoh (2)

Menurut Hutchinson dan Waters (1987: 6-8), fenomena yang mendorong perkembangan English for Special Purposes bukan hanya perluasan aktivitas ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi pada aras global, tetapi juga karena munculnya dua fenomena lain. Pertama, adanya peralihan perhatian bidang linguistik dari penekanan terhadap aspek struktur formal bahasa kepada aspek komunikatif, atau penggunaan bahasa dalam kehidupan nyata. Kedua, penemuan di bidang psikologi pendidikan yang menekankan esensi keterlibatan dan motivasi pelajar sebagai penentu keberhasilan setiap proses pembelajaran.
4. Cara-cara memasukkan kutipan langsung.yang kurang dari lima baris.
(a) Kutipan boleh diawali oleh informasi tentang sumber, yang mencakup: nama belakang pengarang yang kemudian, di dalam tanda kurung, diikuti oleh tahun terbit dan nomor halaman sumber kutipan yang keduanya dipisahkan oleh tanda titik dua [:];
(b) Kutipan tersebut diintegrasikan langsung dengan teks;
(c) Baris yang satu dengan yang lainnya berjarak dua spasi;
(d) Kutipan diapit oleh tanda kutip;
(e) Sumber kutipan juga bisa disebutkan di akhir kutipan dengan menyebutkan—di dalam tanda kurung--nama belakang pengarang, tahun terbit dan halaman sumber.

Untuk melihat aplikasi aturan-aturan ini, lihat contoh 3 berikut.

Contoh (3)

Dalam sebuah cerita, unsur tokoh dan alur merupakan dua hal yang yang tidak terpisahkan. Di satu sisi, seluruh rentetan peristiwa, ketegangan, konflik, klimaks dan denoumen dalam alur hanya mungkin terjadi jika ada pelakunya. Tokoh-tokoh cerita itulah yang menjadi pelaku dan sekaligus penderita kejadian, dan karenanya menjadi penentu perkembangan alur. Di sisi lain, pemahaman terhadap tokoh harus dilakukan berdasarkan alur. Eksistensi seorang tokoh dan perbedaannnya dengan tokoh lain sangat ditentukan oleh alur. Tylor (1991: 62) menegaskan: “It is, ..., not possible to have action without character and character is also defined by plot.” Penafsiran terhadap sikap, watak, dan kualitas pribadi tokoh juga merupakan dasar dari apa yang diucapkan dan dilakukannya. Dengan kata lain, jati diri seorang tokoh ditentukan oleh peristiwa-peristiwa yang menyertainya, dan sebaliknya, peristiwa-peristiwa tersebut merupakan pelukisan karakter si tokoh. James (1982: 173) menegaskan: “What is character but the determination of incident? What is incident but illustration of character?


5. Cara-cara memasukkan kutipan langsung.yang terdiri dari lima baris atau lebih.
(a) Kutipan boleh diawali oleh informasi tentang sumber, yang mencakup: nama belakang pengarang yang kemudian, di dalam tanda kurung, diikuti oleh tahun terbit dan nomor halaman sumber kutipan yang keduanya dipisahkan oleh tanda titik dua [:];
(b) Kutipan tersebut dipisahkan dari teks dengan jarak dua spasi;
(c) Baris yang satu dengan yang lainnya berjarak satu spasi;
(d) Kutipan boleh diapit atau tidak oleh tanda kutip;
(e) Sumber kutipan juga bisa disebutkan di akhir kutipan dengan menyebutkan—di dalam tanda kurung--nama belakang pengarang, tahun terbit dan halaman sumber.

Contoh 4 berikut mengungkapkan aplikasi dari cara memasukkan kutipan langsung.yang terdiri dari lima baris atau lebih .

Contoh (4)

Berdasarkan pengalaman hidupnya yang begitu kaya, Fowler sadar bahwa kebutuhan bangsa Vietnam yang paling mendasar adalah kebebasan untuk menentukan jalan hidup sendiri, bukan kebebasan individu seperti yang diagung-agungkan oleh masyarakat Barat dan diharapkan akan terwujud melalui penerapan demokrasi. Hal ini dipertegas Fowler melalui sebuah ironi yang mengungkapkan bahwa masyarakat Timur, berbeda dengan masyarakat barat, tidak memandang kebebasan individu sebagai suatu hal yang mutlak:
“... who cared about the individuality of the man in the paddy field—and who does now? The only man to treat him as a man is the political commissar. He’ll sit in his hut and ask his name and listen to his complaints; he’ll give up an hour a day to teaching him—it doesn’t matter what, he’s being treated like a man, like someone of value. Don’t go in the East with that parrot cry about a threat to the individual soul. Here you’d find yourself on the wrong side— ...” (Greene, 1955: 123).


6. Jangan menterjemahkan kutipan.
Dalam upaya membuktikan atau mendukung idenya dengan menggunakan kutipan yang tertulis dalam bahasa asing, penulis tidak diperkenankan menterjemahkan. Sebuah terjemahan dari teks yang sudah dikutip secara langsung merupakan sebuah duplikat atau pengulangan; padahal melakukan pengulangan dalam sebuah tulisan harus dicegah. Jika penulis merasa perlu memberi penekanan pada poin tertentu dari sebuah kutipan, sebaiknya hal itu dilakukan melalui interpretasi agar tidak terkesan sebagai pengulangan. Lihat contoh berikut.

Contoh (5)
Apakah yang dimaksud dengan menulis? Istilah ini sulit dibatasi dalam sebuah definisi tunggal, karena hal itu dapat ditinjau dari berbagai sisi. Menurut Dexter (1986: 35), menulis adalah “to express a message through written symbols”. Definisi ini menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan sebuah pesan melalui simbol-simbol tertulis. Lebih lanjut, Coffrey (1987: 2) menyatakan: “... writing, like speaking is an important means of communication in which someone can meaningfully express, for examples, intentions, ideas, hopes, and findings to other people.” Definisi ini menyatakan bahwa menulis, seperti halnya berbicara, merupakan sebuah media komunikasi yang penting bagi seseorang untuk mengungkapkan berbagai hal dengan jelas, seperti maksud, ide, harapan, dan temuan kepada orang lain. Sedangkan Widdowson (1978: 62) berpendapat: “... writing is the act of making up correct sentences and transmitting them through visual medium as marks on paper.” Definisi Widdowson ini menjelaskan bahwa menulis adalah aktivitas membuat kalimat yang benar dan mengirimkannya melalui media visual dalam bentuk tanda-tanda di atas kertas.

KOMENTAR
Alinea ini bukan merupakan sebuah alinea yang bagus karena dua hal. Pertama, penulis tidak menyatakan pendapatnya tentang pengertian menulis. Kedua, ketiga kutipan yang digunakan penulis selalu diterjemahkan. Alinea rekonstruksi berikut merupakan versi yang lebih baik.

ALINEA REKONSTRUKSI
Apakah yang dimaksud dengan menulis? Istilah ini sulit dibatasi dalam sebuah definisi tunggal, karena hal itu dapat ditinjau dari berbagai sisi. Meskipun demikian, secara umum, menulis dapat didefinisikan sebagai tindakan berbahasa yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan melalui simbol-simbol tertulis sebagai media. Batasan ini selaras dengan pendapat Widdowson (1978: 62) yang menekankan bahwa: “... writing is the act of making up correct sentences and transmitting them through visual medium as marks on paper.” Definisi itu juga senada dengan batasa Dexter (1986: 35), yang mennyatakan bahwa menulis adalah “to express a message through written symbols”, serta definisi Coffrey (1987: 2) yang menyatakan: “... writing, like speaking is an important means of communication in which someone can meaningfully express, for examples, intentions, ideas, hopes, and findings to other people.”

7. Cara menuliskan kutipan yang berasal dari sumber lisan.
(a) Sumber kutipan bisa disebutkan di awal dengan menyebutkan waktu, tempat, dan dalam peristiwa apa hal itu diucapkan.
(b) Kutipan tersebut dipisahkan dari teks dengan jarak dua spasi;
(c) Baris yang satu dengan yang lainnya berjarak satu spasi;
(d) Kutipan boleh diapit atau tidak oleh tanda kutip;
(e) Sumber kutipan bisa juga disebutkan di akhir dengan menyebutkan waktu, tempat, dan dalam peristiwa apa hal itu diucapkan.

Untuk melihat aplikasi aturan-aturan ini, lihat contoh 6 berikut.

Contoh (6)
Pada suatu hari yang cerah di bulan Agustus 1963, dihadapan sekitar 250,000 orang dari berbagai ras yang mengikuti demontrasi damai di Washington. D.C, Martin Luther King mengucapkan salah satu pidato paling inspiratif yang pernah diucapkan orang. Salam pidato yang diberi judul "I Have a Dream" itu King Amerika Serikat yang diimpikannya, yakni sebuah Negara dimana penduduk berkulit putih dan berkulit hitam memiliki kesetaraan dan hidup bersama dengan damai. Secara puitis, King mengatakan antara lain:
… “I have a dream that one day on the red hills of Georgia, sons of former slaves and sons of former slave-owners will be able to sit down together at the table of brotherhood. I have a dream that one day even the state of Mississippi, sweltering with the heat of oppression, will be transformed into an oasis of freedom and justice. I have a dream that my four little children will one day live in a Nation where they will not be judged by the color of their skin but by the content of their character. … I have a dream that one day … right there in Alabama, little black boys and black girls will be able to join hands with little white boys and white girls as sisters and brothers. …


Berikut ini adalah beberapa contoh alinea yang mengandung berbagai kesalahan dalam teknik dan gaya mengungkapkan kutipan. Masing-masing kesalahan diberikan penjelasan atau komentar dengan menggunakan nomor urut yang sengaja dibuat sebagai rujukan. Setelah dikomentari, masing-masing alinea kemudian direkonstruksi untuk memperoleh alinea yang lebih baik.

Contoh (7)

[1] Kesalahan berbahasa dapat didefinisikan sebagai pelanggaran yang dilakukan seseorang terhadap kaidah-kaidah suatu bahasa sebagai akibat dari kurang sempurnanya pengetahuan yang dimiliki tentang bahasa tersebut. [2] Kesalahan tersebut bisa terjadi secara lisan maupun tulisan. [3] Definisi ini didukung oleh pendapat Tarigan dan Tarigan (1990: 141) yang mengartikan kesalahan berbahasa sebagai “bagian percakapan atau tulisan yang menyimpang dari norma baku atau terpilih dari performansi bahasa orang dewasa”. [4] Definisi itu juga senada dengan definisi H. Douglas Brown (1987: 170) yang membatasi kesalahan berbahasa sebagai “... a noticeable deviation from the adult grammar of a native speaker, reflecting the interlanguage competence of the learner.” [5] Definisi Brown ini mengungkapkan bahwa kesalahan berbahasa merupakan suatu penyimpangan yang nyata dari kaidah-kaidah tata-bahasa penutur asli yang dewasa serta mencerminkan kompetensi interlingual orang tersebut.

KOMENTAR
Alinea ini merupakan sebuah alinea definisi yang mencoba menjelaskan pengertian “kesalahan berbahasa”. Ide pokok alinea ini terkandung dalam kalimat [1] dan [2]. Oleh karena itu, kedua kalimat itu sebaiknya digabung menjadi: Kesalahan berbahasa dapat didefinisikan sebagai pelanggaran yang dilakukan seseorang terhadap kaidah-kaidah bahasa, secara lisan maupun tulisan, sebagai akibat dari kurang sempurnanya pengetahuan yang dimiliki tentang bahasa tersebut. Kalimat [3] merupakan kalimat penjelas pertama yang menggunakan definisi Tarigan dan Tarigan sebagai pendukung terhadap ide pokok. Kata pendapat dalam kalimat ini seharusnya dihapus, karena subyek (yang memberi pengertian tentang kesalahan berbahasa) dalam kalimat ini adalah ‘Tarigan dan Tarigan’, bukan ‘pendapat’. Kalimat [4] merupakan kalimat penjelas kedua yang menggunakan definisi H. Douglas Brown sebagai pendukung. Kesalahan dalam kalimat ini adalah penggunaan nama lengkap si pemilik pendapat. Seharusnya nama yang digunakan hanya nama belakang, yaitu, Brown. Kalimat [5] merupakan terjemahan dari pendapat Brown. Jadi, isi kalimat ini hanyalah duplikasi dari kalimat [4]. Kalimat ini harus dihapus.


ALINEA REKONSTRUKSI

(1) Kesalahan berbahasa dapat didefinisikan sebagai pelanggaran yang dilakukan seseorang terhadap kaidah-kaidah bahasa, secara lisan maupun tulisan, sebagai akibat dari kurang sempurnanya pengetahuan yang dimiliki tentang bahasa tersebut. (2) Definisi ini didukung oleh Tarigan dan Tarigan (1990: 141) yang mengartikan kesalahan berbahasa sebagai “bagian percakapan atau tulisan yang menyimpang dari norma baku atau terpilih dari performansi bahasa orang dewasa”. (3) Definisi itu juga senada dengan definisi Brown (1987: 170) yang membatasi kesalahan berbahasa sebagai “... a noticeable deviation from the adult grammar of a native speaker, refecting the interlanguage competence of the learner.”

Contoh (8)
[1]. Tidak diragukan lagi bahwa bahasa Inggris merupakan media utama dalam pergaulan internasional. [2] Tahukah anda fungsi lain bahasa ini di dunia internasional? [3] Bahasa Inggris merupakan bahasa utama dalam pengembangan sains dan teknologi. [4] Indikator pertama dari fenomena ini adalah fakta yang diungkapkan Naisbit, bahwa delapan puluh persen data dalam hampir 100.000.000 komputer yang ada di dunia saat ini ditulis dalam bahasa Inggris (1994: 25). [5] Fenomena ini juga dibuktikan oleh pendapat Garcia, seperti yang dikutip oleh Rico (2000: 25), bahwa hampir seluruh ilmuwan di dunia, apapun kebangsaannya, merasa sangat perlu mempublikasikan temuan baru mereka di dalam bahasa Inggris. [6] Hal lain yang membuktikan fenomena ini adalah hasil survai yang dilakukan Johan (2001: 67) tentang hubungan antara penguasaan bahasa inggris dengan tingkat kemajuan sains dan teknologi pada 75 negara. [7] Survai Johan itu mengungkapkan bahwa semakin tinggi jumlah penduduk yang menguasai bahasa Inggris di suatu negara, semakin tinggi pula tingkat pengembangan sains dan teknologi di negara itu. [8] Secara umum, negara-negara dengan jumlah penduduk yang menguasai bahasa Inggris sedikit tidak menggunakan, apalagi mengembangkan, sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

KOMENTAR

Alinea ini merupakan sebuah alinea penjelasan deduktif yang mencoba membuktikan ide bahwa bahasa Inggris adalah bahasa utama dalam pengembangan sains dan teknologi. Ide pokok alinea ini terkandung dalam kalimat [3]. Kalimat [1] dan [2] merupakan kalimat pengantar. Ide pokok dalam alinea ini didukung oleh tiga detil mayor. Detil mayor pertama merupakan kutipan tidak langsung dari tulisan Naisbit (kalimat [4]). Kutipan dalam kalimat ini bermasalah karena tahun terbit dan halaman sumber tidak langsung dituliskan setelah nama pengarang. Detil mayor kedua merupakan kutipan dari pendapat Garcia (kalimat [5]). Kutipan dalam kalimat ini memiliki masalah dalam penyebutan sumber. Frasa “Garcia, seperti yang dikutip oleh Rico” sebaiknya diganti dengan Garcia dalam Rico. Detil mayor ketiga adalah hasil survai Johan (kalimat [6]). Detil mayor ketiga ini masih didukung oleh dua detil minor, masing-masing dalam kalimat [7] dan [8]. Nama Johan dalam kalimat [7] merupakan penggunaan kata yang berlebihan. Tanpa kata itu, makna kalimat sudah jelas. Jafi, kata tersebut sebaiknya dihapus.


ALINEA REKONSTRUKSI

[1]. Tidak diragukan lagi bahwa bahasa Inggris merupakan media utama dalam pergaulan internasional. [2] Tahukah anda fungsi lain bahasa ini di dunia internasional? [3] Bahasa Inggris merupakan bahasa utama dalam pengembangan sains dan teknologi. [4] Indikator pertama dari fenomena ini adalah fakta bahwa delapan puluh persen data dalam hampir 100.000.000 komputer yang ada di dunia saat ini ditulis dalam bahasa Inggris (Naisbit, 1994: 25). [5] Fenomena ini juga dibuktikan oleh kenyataan bahwa hampir seluruh ilmuwan di dunia, apapun kebangsaannya, merasa sangat perlu mempublikasikan temuan baru mereka di dalam bahasa Inggris”. (Garcia dalam Rico, 2000: 25). [6] Hal lain yang membuktikan fenomena ini adalah hasil survai yang dilakukan Johan (2001: 67) tentang hubungan antara penguasaan bahasa inggris dengan tingkat kemajuan sains dan teknologi pada 75 negara. [7] Survai itu mengungkapkan bahwa semakin tinggi jumlah penduduk yang menguasai bahasa Inggris di suatu negara, semakin tinggi pula tingkat pengembangan sains dan teknologi di negara itu. [8] Secara umum, negara-negara dengan jumlah penduduk yang menguasai bahasa Inggris sedikit tidak menggunakan, apalagi mengembangkan, sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh (9)

[1] Menurut Widdowson (1978: 62), menulis adalah the act of making up correct sentences and transmitting them through the visual medium as marks on paper. [2] Hal ini senada dengan pendapat Hutagalung (2002: 202) bahwa menulis merupakan proses pengungkapan ujaran lisan secara ortografis. [3] Menurut Pangaribuan (1999: 19), menulis merupakan kemahiran berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. [4] Walters (1983: 17) menyatakan: “Writing is the application of the system or aggregate of grammatical rules, lexical items, and rhetorical patterns that are needed by an individual to produce a finished text.”

KOMENTAR
Alinea ini tidak memiliki kalimat topik. keempat kalimat yang ada merupakan kalimat penjelas yang mengutip pandangan beberapa ahli tentang menulis. Sehubungan dengan itu, alinea ini sama sekali tidak mengungkapkan pendapat penulisnya. Agar menjadi alinea yang baik, alinea ini harus diawali (atau diakhiri) sebuah kalimat yang merangkum keempat ide yang dikutip.

ALINEA REKONSTRUKSI
[1] Berbagai pandangan tentang menulis mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu tindakan berkomunikasi yang menggunakan simbol tertulis sebagai media. [2] Widdowson (1978: 62) mengatakan bahwa menulis adalah “the act of making up correct sentences and transmitting them through the visual medium as marks on paper.” [3] Hal ini senada dengan pendapat Hutagalung (2002: 202) bahwa menulis merupakan proses pengungkapan ujaran lisan secara ortografis. [4] Pendapat itu juga didukung oleh Pangaribuan (1999: 19) yang menyatakan: “menulis merupakan kemahiran berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain melalui simbol tertulis” dan Walters (1983: 17) yang menyatakan: “Writing is the application of the system or aggregate of grammatical rules, lexical items, and rhetorical patterns that are needed by an individual to produce a finished text.”


1. [1] Terdapat dua teknik yang bertentangan dalam pembelajaran menulis. [2] Teknik pertama memandang tata-bahasa merupakan dasar kemahiran menulis sehingga latihan-latihan mengenai unsur-unsur tata-bahasa harus dijadikan salah satu fokus (Gordon, 1988: 25). [3] Teknik kedua menganggap latihan-latihan mengenai unsur-unsur tata-bahasa tidak diperlukan sehingga pembelajaran menulis cukup dipusatkan pada pelatihan proses, gaya bahasa, retoris dan ungkapan-ungkapan pribadi (Lewis, 1988: 35). [4] Namun penelitian Semke (1984:19), Kussel (1992:49), dan Ellis (1993:109) sama-sama mengungkapkan bahw hingga saat ini “belum ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan teknik mana yang lebih mampu menghasilkan penulis yang kompeten”. [5] Terlepas dari kontradiksi kedua teknik itu, tidak dapat dibantah bahwa sebagus apapun gaya bahasa dan ungkapan pribadi yang dibuat seorang pelajar, akurasi tata bahasa tetap dibutuhkan untuk mengungkapkan ide dengan baik. [6] Sebaliknya, sebuah ungkapan mungkin saja sempurna dilihat dari segi tata-bahasa tapi tidak bermakna secara konteks. [7] Jadi, agar efektif, pembelajaran menulis perlu mengkombinasikan kedua teknik itu.

2. [1] Salah satu bentuk perubahan yang paling nyata pada keluarga Amerika adalah peningkatan angka perceraian. [2] Menurut Winston (1990: 25), jumlah keluarga dengan orangtua tunggal, keluarga dengan orang tua yang menikah kembali, dan pasangan tanpa ikatan pernikahan di berbagai negara bagian di Amerika semakin meningkat. [3] Namun fenomena ini tidak mengindikasikan bahwa pernikahan sama sekali tidak lagi dihargai. [4] Hal ini terlihat dari hasil penelitian Howard (1994:19) dan (Lyndsay, 1992: 35), yang, meskipun dilakukan di tempat dan pada saat yang berbeda, mengungkapkan bahwa eighty per cent of divorced couple eventually remarry other people. [5] Menurut keyakinan sebagian sosiolog, hal itu lebih tepat dinterpretasikan sebagai salah satu bentuk adaptasi terhadap perubahan nilai-nilai yang terjadi di dalam keluarga seiring dengan perkembangan zaman. [6] Montgomery (2002: 37), misalnya, menegaskan: “...these shifts in family structure are inevitable and positive since it is necessary to adapt to a rapidly changing society”.
3. [1] Proses belajar dilakukan untuk menyikapi perubahan dan perkembangan dalam diri manusia (Wulan, 2002: 20). [2] Belajar adalah proses kegiatan mental untuk memperoleh pengetahuan, dimana materi-materi yang ada dipikirkan, diperiksa atau dianalisa (Salim, 1995:32). [3] Sedangkan Hintzman seperti yang dikutip oleh Rama (1959: 75) berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can effect the organism behaviour, artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme yang disebabkan oleh pengalaman dan dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
4. [1] Secara teratur, bangsa Amerika menggunakan hak-hak politik mereka dengan cara turut serta memberikan suara dalam pemilihan umum. [2] Saat ini terdapat dua partai politik utama di Amerika, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik. Partai [3] Demokrat berkembang dari partai yang didirikan Thomas Jefferson sebelum tahun 1800. [4] Sedangkan Partai Republik didirikan pada tahun 1850 oleh Abraham Lincoln dan berbagai tokoh yang setuju untuk menghapuskan perbudakan. [5] Menurut Stacey (1981: 215), Partai Demokrat sering dipandang lebih liberal dan Partai Republik lebih konservatif. [6] Pendapat ini didukung oleh Donovan (1999: 37) yang menjelaskan bahwa:
Democrats generally believe that government has an obligation to provide social and economic programs for those who need them. Republicans are not necessarily opposed to such programs but believe they are too costly to taxpayers. Republicans put more emphasis on encouraging private enterprise in the belief that a strong private sector makes citizens less dependent on government. (Donovan, 1999: 37)

5. [1] Keluarga, sebagai unit pergaulan hidup terkecil dalam masyarakat, berperan penting dalam menunjang keberhasilan seseorang. [2] Terdapat tiga faktor yang membuat mengapa keluarga berperan penting dalam menunjang keberhasilan seseorang. [3] Pertama, keluarga merupakan pelindung dan sekaligus sumber ketentraman dan kenyamanan bagi anggotanya. [4] Menurut Moore (1998: 28), rasa nyaman dan tentram merupakan penunjang utama bagi setiap individu untuk berprestasi. [5] Kedua, keluarga merupakan unit sosial ekonomis utama bagi seseorang untuk memenuhi kebutuhan material anggota-anggotanya. [6] Di bidang pendidikan, penelitian Lisda (2001: 71) mengungkapkan 90 persen siswa berprestasi di Bogor berasal dari keluarga harmonis dan mampu mencukupi kebutuhan material. [7] Ketiga, keluarga merupakan wadah utama untuk menumbuhkan kaidah-kaidah dan nilai-nilai dasar kehidupan bermasyarakat. [8] Menurut Maxwell (2000: 82), mengungkapkan bahwa seseorang berinteligensi sedang tapi disenangi masyarakat sekitarnya lebih sukses daripada seseorang berinteligensi tinggi tapi kurang disukai masyarakatnya. [9] Agar disenangi orang lain seseorang harus menerapkan kaidah-kaidah dan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat yang berlaku.




Komentar

  1. terima kasih Anda sudah menerangkan dengan jelas soal kutipan. tapi saya ada satu pertanyaan, apakah penerjemah (bukan penulis) tidak diperbolehkan menerjemahkan kutipan? padahal kalau tidak diterjemahkan bisa mengganggu komunikasi dengan pembaca. misal dalam kasus terjemahan teks Indonesia ke Inggris.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI PESAN

Parlindungan Pardede (7326080569) Pendahuluan Semua komunikasi interpersonal, dari yang sederhana hingga yang rumit, berlangsung dengan prinsip yang sama: makna dikirim melalui pesan verbal dan nonverbal dari komunikator kepada komunikate. Indikator keberhasilan komunikasi adalah jika makna pesan yang diterima komunikate sama dengan makna yang dikirim komunikator. Sebaliknya, komunikasi akan gagal bila makna pesan yang diterima komunikate berbeda sebagian atau seluruhnya dengan makna yang dikirim komunikator. Makalah ini membahas pesan dalam konteks komunikasi interpersonal. Pembahasan diawali dengan uraian tentang pesan verbal, termasuk pengertian, unsur dasar, kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya sebagai sarana transmisi makna, termasuk word barrier . Setelah itu pembahasan diarahkan pada uraian tentang pesan nonverbal, yang mencakup pengertian, fungsi, tinjauan psikologis terhadap perannya dalam komunikasi, dan jenis-jenis pesan nonverbal. Konsep-konsep

PANDUAN PRAKTIS UNTUK MENGAJARKAN PERCAKAPAN BAHASA BATAK

Parlin Pardede (FKIP-UKI Jakarta) Pendahuluan Dalam hidupnya, setiap orang perlu berkomunikasi dengan orang lain. Karena alat media komunikasi manusia utama adalah bahasa, maka setiap orang normal biasanya menguasai minimal satu bahasa, yaitu bahasa ibunya. Orang seperti ini disebut “monolingualis”, seperti “halak hita” yang seumur hidupnya tidak pernah keluar dari kampungnya, tidak pernah berhubungan dengan orang atau kebudayaan di luar Batak (baik melalui pendidikan, pergaulan, atau media—seperti buku, TV, Koran, radio, dll.). Tidak sedikit orang, khususnya yang berhubungan dengan orang atau budaya dari luar budayanya, yang menguasai dua, tiga, atau lebih banyak bahasa sekaligus, meskipun dengan tingkat penguasaan yang beragam. Setiap “Halak hita” yang merantau cukup lama ke Jakarta pasti menguasai minimal bahasa Batak (selanjutnya disingkat BB) dan bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI). Orang seperti ini disebut “bilingualis” Mungkin juga dia menguasai satu atau lebih bahasa l