Langsung ke konten utama

MENULISKAN BIBLIOGRAFI

Parlindungan Pardede



A. Pengertian Biliografi

iliografi atau daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul judul buku, artikel, majalah, website, dan bahan-bahan bacaan lainnya yang memiliki pertalian dengan sebuah karya tulis yang sedang digarap atau dibaca. Daftar pustaka merupakan bagian tulisan ilmiah yang sangat penting bagi kalangan cendikiawan, karena daftar ini memungkinkan mereka untuk memeriksa kembali sumber asli berbagai kutipan dalam tulisan. Daftar pustaka juga sekaligus memperluas wawasan pengetahuan pembaca.

B. Unsur-Unsur Bibliografi
Secara umum, informasi yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah hal-hal berikut:
1. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
2. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
3. Data Publikasi: tempat terbit, penerbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan tebal (junlah halaman buku tersebut.
4. Bila yang menjadi rujukan adalah artikel, diperlukan juga informasi tentang judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, volume, nomor dan tahun.

Panjang pendeknya suatu daftar pustaka sangat ditentukan oleh tujuan pembuatan daftar itu. Bila daftar pustaka dimaksudkan hanya untuk menggambarkan sumber-sumber kutipan-kutipan yang terdapat dalam tubuh tulisan, penulis cukup mendaftarkan informasi tentang sumber-sumber kutipan tersebut. Dengan demikian, daftar pustaka tersebut relatif pendek. Namun, bila daftar pustaka tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih luas dari hal-hal yang dibahas dalam tulisan, tidak tertutup kemungkinan untuk mengikutsertakan informasi tentang buku, majalah, artikel, website, dan sumber lainnya, meskipun sumber-sumber tersebut tidak disebutkan dalam tulisan. Oleh sebab itu, daftar pustaka akan relatif panjang.

Penempatan bibliografi ditentukan oleh panjang pendeknya tulisan. Untuk karangan yang sangat pendek, seperti artikel, bibliografi langsung dicantumkan setelah bagian penutup. Untuk karangan yang tidak begitu panjang, tapi di bagi ke dalam beberapa bab, seperti skripsi, bibliografi dicantumkan pada halaman tersendiri yang ditempatkan setelah bab terakhir (Kesimpulan dan Saran). Untuk karangan yang sangat panjang, misalnya buku yang sangat tebal, bibliografi dapat dicantumkan di bagian akhir setiap bab.

C. Cara Menyusun Bibliografi
Cara menyusun bibliografi ditentukan oleh bahan referensi itu sendiri. Penyusunan bibliografi untuk buku berbeda dari majalah, dan majalah berbeda dari koran, dan demikian pula halnya dengan bahan-bahan yang belum diterbitkan, seperti skripsi, tesis, atau disertasi. Walaupun terdapat perbedaan-perbedaan antara jenis-jenis kepustakaan itu, terdapat tiga hal penting yang harus selalu dicantumkan, yaitu: pengarang, judul, dan data-data publikasi.

Urutan informasi-informasi tersebut juga berbeda-beda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya; maupun antara institusi yang satu dengan yang lainnya. Sebagian disiplin ilmu/instansi, misalnya mengurutkan nama pengarang, tahun terbit, judul referensi, tempat terbit, dan perusahaan/instansi penerbit. Sebagian disiplin ilmu/instansi lain mungkin menempatkan informasi tentang tahun terbit setelah judul buku atau pada bagian akhir. Namun, secara umum, ilmu-ilmu sosial-budaya cenderung mengikuti gaya Publication Manual of the American Psvochological Association (Fourth Edition), 1995, yang lebih dikenal dengan APA Style. Dan mengingat penggunaannya yang begitu meluas, gaya inilah yang akan diuraikan dalam bagian-bagian beriktu.


1. Ketentuan Umum
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar referensi berdasarkan APA Style adalah:
a. Daftar referensi disusun berdasarkan urutan abjat pada nama belakang (surname) penulis dan tidak diberi nomor urut.
b. Baris-baris dalam sebuah sumber referensi berjarak satu spasi, sedangkan jarak antara sumber referensi yang satu dengan yang lain adalah dua spasi.
c. Tiap baris pertama sumber referensi disusun sejajar secara vertikal, dimulai dari marjin kiri, sedangkan baris kedua dan selanjutnya (bila ada) dimasukkan ke dalam sejauh lima ketukan.
d. Bila ada dua atau lebih referensi yang ditulis oleh pengarang yang sama, pengulangan namanya digantikan dengan sebuah garis sepanjang lima hingga tujuh ketikan. Buku yang tahun terbitnya lebih kecil (terbit labih dahulu) harus dicantmkan lebih awal.
e. Bila ada dua atau lebih referensi yang ditulis oleh pengarang yang sama dalam tahun yang sama, masing-masing diberi petunjuk berupa huruf kecil, yaitu a, b, c, dan seterusnya, dan diurutkan sesuai dengan pemunculannya sebagai sumber kutipan dalam karangan.


2. Ketentuan Khusus

(a) NONPERIODICAL (BUKU, LAPORAN, BROSUR, SKRIPSI, TESIS, DISERTASI BUKU PENTUJUK, MEDIA AUDIOVISUAL, DAN WEBSITE)

(1) Buku dengan seorang pengarang

Moore, Roger. 1999. An Introduction to Fiction. Cambridge: W. Hudson & Sons.

Language Center of FKIP-UKI. 2005. Effective Communication. Jakarta: UKI Press.

Norris, Bobby R.H. 2003. Structural Linguistics. New York: The Mac-Millan Company.

_____. 2004a. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac-Millan Company.

_____. 2004b. Essays in Linguistics. New York: The Mac-Millan Company.

Pardede, Parlindungan. 2006. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Jaya Pustaka.

Wesley, Charles (ed.). 2000. Becoming an Inspiring Teacher (2nd ed.). New York: McGraw-¬Hill.

(a) Nama keluarga (Norris) dicantumkan lebih dahulu, baru nama kecil dan/atau initsial (Bobby R.H.). Hal ini dilakukan untuk memudahkan penyusunan secara alfabetis.
(b) Jika buku itu disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, nama komisi atau lembaga itu dipakai menggantikan nama pengarang.
(c) Jika nama pengarang atau lembaga tidak ada, judul buku dipakai untuk mengawali referensi tersebut, dan kemudian diikuti oleh tahun terbit. Untuk buku dalam bahasa Indonesia, urutan alfabetis ditentukan oleh huruf pertama judul buku tersebut. Untuk buku yang ditulis dalam bahasa Inggris, perancis, Jerman dan bahasa-bahasa barat lainnya, kata sandang—A, An, The, Het, Das, Die, le, La--yang digunakan tidak turut diperhitungkan. Jadi huruf pertama kata berikutnyalah yang diperhitungkan untuk menentukan urutan alfabetis.
(d) Judul buku harus dicetak miring (italic) atau digarisbawahi (kalau ditulis tangan atau diketik secara manual).
(e) Urutan informasi tentang buku adalah: nama pengarang (keterangan sebagai editor, kalau ada)—tahun terbit—judul buku dan (nomor edisi, kalau ada)—tempat publikasi—dan nama penerbit.
(f) Perhatikan penggunaan tanda titik sesudah tiap keterangan, kecuali sesudah tempat terbit.

(2) Buku dengan dua atau tiga pengarang

Brown, H.A. 1999. An Introduction to Linguistics. (Rev. Ed.). Boston: Allyn Books Ltd.

Gibbs, J. T., & Huang, L. N. (Eds.). 1991. Children of Color: Psychological Interventions With Minority Youth. San Francisco: Jossey-Bass.

Pardede, Johan, Theogarcia Eagelton & Larson Simanjuntak. 2004. People in organizations: An introduction to organi¬zational behavior (3rd ed.). New York: McGraw-¬Hill.

(a) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalikkan. Ketentuan-ketentuan lain sama seperti nomor (a) di atas.
(b) Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum pada sampul buku.

(3) Buku dengan banyak pengarang

Gibbs, Alton J. T. et al. 1991. A Linguistic Introduction to History. London: Hans & Sons.

(a) Hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik. Nama-nama pengarang lainnya diwakili oleh istilah et al.—singkatan kata Latin et alii, yang berarti dan kawan-kawan. Ketentuan-ketentuan lain sama seperti nomor (a) di atas.

(4) Bagian Sebuah Buku (misalnya: Bab)

Massaro, D. 1992. “Broadening the domain of the fuzzy logical model of perception,” in H. L . Pick, Jr., P. van den Broek, & D. C. Knill (Eds.), Cognition: Conceptual and Methodological Issues (pp. 81-84). Washington DC: American Psychological Association.

(a) Bila nama pengarang diketahui, nama itulah yang mengawali referensi. Bila tidak ada nama pengarang, judul bab tersebutlah yang harus dicantumkan di awal.
(b) Judul bab diapit oleh tanda petik, yang kemudian diikuti oleh nama editor, dan akhirnya judul buku yang dicetak miring.

(5) Artikel dalam Situs Internet (website)

Pardede, Parlindungan. 2008. “Bahasa dan Ilmu,” Diunduh pada tanggal 12 Nobember 2008 dari: http://pardedeparlin.blogspot.com.
Miller, Kari. 2007. “EFL Vocabulary Teaching Tips” Retrieved on May 25, 2008 from: http://esl-programs-lessons.suite101.com/
“Writing Essay Effectively.” 2006. Retrieved on May 25, 2008 from: www.fkipuki language center.net.id.
Pardede, Parlindungan. 2008. “Penelitian Etnografi,” Diunduh pada tanggal 12 Nobember 2008 dari: http://pardedeparlin.blogspot.com.

(a) Bila sumber tulisan diperoleh dari internet, waktu (tanggal, bulan dan tahun) serta sumber (laman) pengunduhan harus disebutkan. Penulisan dalam bahasa Indonesia menggunakan istilah “diunduh”, sedangkan penulisan dalam bahasa Inggris menggunakan istilah “retrieved”. (Lihat contoh-contoh di atas.

(6) Ensiklopedia atau Kamus

Sadie, S. (Ed.). 1980. The New Grove Dictionary of Music and Musicians (6th ed., Vols. 1—20), London: Macmillan.

Merriam-Webster's collegiate dictionary (10th ed.). 1993. Springfield, MA: Merriam Webster.

(a) Untuk referensi utama dengan jumlah editor yang banyak, seperti ensiklopedia atau kamus, hanya editor pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik. Editor lainnya diwakili oleh istilah et al.


(7) Artikel dalam sebuah Ensiklopedia

Bergmann, P. G. 1993. “Relativity,” In The new encyclopedia Britannica (Vol. 26, pp. 501¬508). Chicago: Encyclopedia Britannica.

“Language Varieties: Language and Dialect,” In Encyclopedia of Linguistics (Vol. 26, pp. 234-251). 1996. Oxford: Pergamon Press Ltd.

(a) Bila nama pengarang diketahui, nama itulah yang mengawali referensi. Bila tidak ada nama pengarang, judul artikel tersebutlah yang harus dicantumkan di awal.
(b) Judul artikel diapit oleh tanda petik, sedangkan nama ensiklopedia dicetak miring.
(c) Judul artikel dan judul ensiklopedia dipisah oleh tanda koma.
(d) Perhatikan penyebutan nomor volume dan halaman sumber artikel.
(e) Perhatikan perbedaan penempatan tahun terbit antara artikel dengan dan tanpa nama penulis.


(8) Makalah yang Dipresentasikan Tapi Tidak Dipublikasikan

Lanktree, C., & Briere, J. (1991, January). Early data on the Trauma Symptom Checklist for Children (TSC-C). Paper presented at the meeting of the American Professional Society on the Abuse of Children, San Diego, CA.


(b) BERKALA (JURNAL, MAJALAH, BULETIN, ‘NEWSLETTERS’ ILMIAH, DLL)

Format umum penulisan:
Pengarang. Tahun publikasi. ”Judul Artikel”. Judul Berkala , Volume (jilid), halaman

(1) Artikel Jurnal, satu pengarang

Bekerian, D. A. 1993. “In Search of the Typical Eyewitness.” American Psychologist, 48, 574-476.

(2) Artikel Jurnal, dua pengarang

Burns, R., & Palmer, S. 1993. “The ADA and the hiring process in organizations.” Consulting Psychology Journal: Practice and Research. 45 (2), 10-36.

(3) Artikel Jurnal, lima pengarang atau lebih

Borman, W. C., Hanson, M. A., Oppler, S. H., Pulakos. E. D.. & White, L. A. 1993. “Role of Early Supervisory Experience in Super¬visor Performance.” Journal of Applied Psycholgy, 78, 443-449.

(a) Dalam teks karangan, penyebutan sumber kutipan dilakukan dengan menyebut nama penulis pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik dan diikuti oleh istilah et al.

(4) Artikel Majalah

Posner, M. I. (1993, October 29). “Seeing the Mind.” Science, 262, 673-674.

(a) Cantumkan nomor volume
(b) Cantumkan waktu penerbitan—bulan untuk bulanan atau bulan dan hari untuk mingguan.


(5) Artikel Koran (Harian), tanpa pengarang

“New Drug Appears to Sharply Cut Risk of Death From Heart Failure.” (1993, July 15). The Washington Post, p. A12.
“Self and Spouse ratings of Anger and Hostility as Predictors of Coronary Heart Disease.” (2001, February 4). The New York Times, pp. 20-21.

• Susun tulisan-tulisan tanpa nama pengarang dengan menuliskan kata inti pertama dalam judul.
• Di dalam karangan (teks), gunakan judul yang pendek, diberikan tanpa petik, dan ditempatkan dalam tanda kurung. Contoh: (“New Drug,” 1993).
• Sebutkan nomor halaman artikel surat-kabar dengan menggunakan “p” atau “pp”

Joshua Theogarcia. Successful Presentation. 2005. Jakarta. PT. Gloria Press.
English Language Services, Inc. 1984. Medicine: Practical Medicine. New york: Macmillan publishing Company.
Herbert, A.J. 1965. The Structure of Technical English. London: Longman.
Joshua Theogarcia. Say What You Mean. 2005. Jakarta. PT. Gloria Press.
Cornelius, E.T. Jr. 1990. English for Secretaries. Oxford: Oxford University Press.
Huda, Nuril. 1999. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing. Makalah dalam Seminar Politik Bahasa Nasional. Cisarua, Bogor, 9-11 November 1999.
Tony Buzan. The Mind Map Book. B.C. Books. London. (1993)
Ewer, Jr. and G. Lahore. 1976. Preparing an EnglishCourse for Students of Science. Published in ELT Vol. XXI No. 3, 1976.
Parlin Pardede. 2008. “Penelitian Grounded Theory”. Diunduh pada tanggal 25 Februari 2009 dari http://jojoparlisda.blogspot.com/
Akiyama, Carol. 1976. The Language of Travel in English. New York: Prentice Hall Inc.
Tony Buzan. Challenges of the Past. B.C. Books. London. (1995)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI PESAN

Parlindungan Pardede (7326080569) Pendahuluan Semua komunikasi interpersonal, dari yang sederhana hingga yang rumit, berlangsung dengan prinsip yang sama: makna dikirim melalui pesan verbal dan nonverbal dari komunikator kepada komunikate. Indikator keberhasilan komunikasi adalah jika makna pesan yang diterima komunikate sama dengan makna yang dikirim komunikator. Sebaliknya, komunikasi akan gagal bila makna pesan yang diterima komunikate berbeda sebagian atau seluruhnya dengan makna yang dikirim komunikator. Makalah ini membahas pesan dalam konteks komunikasi interpersonal. Pembahasan diawali dengan uraian tentang pesan verbal, termasuk pengertian, unsur dasar, kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya sebagai sarana transmisi makna, termasuk word barrier . Setelah itu pembahasan diarahkan pada uraian tentang pesan nonverbal, yang mencakup pengertian, fungsi, tinjauan psikologis terhadap perannya dalam komunikasi, dan jenis-jenis pesan nonverbal. Konsep-konsep

MENULIS DENGAN KUTIPAN

Parlindungan Pardede A. Pengertian Kutipan Dalam penulisan karya ilmiah, seperti artikel, jurnal, skripsi, maupun disertasi, seringkali digunakan berbagai kutipan--pinjaman pendapat atau ucapan seseorang—untuk mendukung, menjelaskan, membuktikan, atau menegaskan ide-ide tertentu. Pada umumnya kutipan bersumber dari bahan-bahan tertulis, seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan website. Akan tetapi, kutipan juga bisa diambil dari penuturan lisan, seperti wawancara, pidato, atau ceramah. Dalam penulisan ilmiah, kutipan yang didasarkan pada penuturan lisan biasanya perlu dimintakan pengesahannya dari penutur yang bersangkutan. Tanpa pengesahan, kutipan seperti ini sering diragukan keabsahannya. Penggunaan kutipan dalam suatu tulisan merupakan suatu hal yang wajar dan bahkan sangat efektif untuk menghemat waktu. Adalah suatu pemborosan waktu bila seorang penulis harus menyelediki kembali suatu kebenaran yang telah diteliti, dibuktikan dan dimuat secara luas dalam sebuah buku, majala

PANDUAN PRAKTIS UNTUK MENGAJARKAN PERCAKAPAN BAHASA BATAK

Parlin Pardede (FKIP-UKI Jakarta) Pendahuluan Dalam hidupnya, setiap orang perlu berkomunikasi dengan orang lain. Karena alat media komunikasi manusia utama adalah bahasa, maka setiap orang normal biasanya menguasai minimal satu bahasa, yaitu bahasa ibunya. Orang seperti ini disebut “monolingualis”, seperti “halak hita” yang seumur hidupnya tidak pernah keluar dari kampungnya, tidak pernah berhubungan dengan orang atau kebudayaan di luar Batak (baik melalui pendidikan, pergaulan, atau media—seperti buku, TV, Koran, radio, dll.). Tidak sedikit orang, khususnya yang berhubungan dengan orang atau budaya dari luar budayanya, yang menguasai dua, tiga, atau lebih banyak bahasa sekaligus, meskipun dengan tingkat penguasaan yang beragam. Setiap “Halak hita” yang merantau cukup lama ke Jakarta pasti menguasai minimal bahasa Batak (selanjutnya disingkat BB) dan bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI). Orang seperti ini disebut “bilingualis” Mungkin juga dia menguasai satu atau lebih bahasa l