Langsung ke konten utama

Postingan

Parlindungan Pardede Site Details - Blog Top Sites

Parlindungan Pardede Site Details - Blog Top Sites
Postingan terbaru

MENULISKAN BIBLIOGRAFI

Parlindungan Pardede A. Pengertian Biliografi iliografi atau daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul judul buku, artikel, majalah, website, dan bahan-bahan bacaan lainnya yang memiliki pertalian dengan sebuah karya tulis yang sedang digarap atau dibaca. Daftar pustaka merupakan bagian tulisan ilmiah yang sangat penting bagi kalangan cendikiawan, karena daftar ini memungkinkan mereka untuk memeriksa kembali sumber asli berbagai kutipan dalam tulisan. Daftar pustaka juga sekaligus memperluas wawasan pengetahuan pembaca. B. Unsur-Unsur Bibliografi Secara umum, informasi yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi adalah hal-hal berikut: 1. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap. 2. Judul Buku, termasuk judul tambahannya. 3. Data Publikasi: tempat terbit, penerbit, tahun terbit, cetakan keberapa, nomor jilid, dan tebal (junlah halaman buku tersebut. 4. Bila yang menjadi rujukan adalah artikel, diperlukan juga informasi tentang judul artikel yang bersangkutan, nama ma

MENULIS DENGAN KUTIPAN

Parlindungan Pardede A. Pengertian Kutipan Dalam penulisan karya ilmiah, seperti artikel, jurnal, skripsi, maupun disertasi, seringkali digunakan berbagai kutipan--pinjaman pendapat atau ucapan seseorang—untuk mendukung, menjelaskan, membuktikan, atau menegaskan ide-ide tertentu. Pada umumnya kutipan bersumber dari bahan-bahan tertulis, seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, dan website. Akan tetapi, kutipan juga bisa diambil dari penuturan lisan, seperti wawancara, pidato, atau ceramah. Dalam penulisan ilmiah, kutipan yang didasarkan pada penuturan lisan biasanya perlu dimintakan pengesahannya dari penutur yang bersangkutan. Tanpa pengesahan, kutipan seperti ini sering diragukan keabsahannya. Penggunaan kutipan dalam suatu tulisan merupakan suatu hal yang wajar dan bahkan sangat efektif untuk menghemat waktu. Adalah suatu pemborosan waktu bila seorang penulis harus menyelediki kembali suatu kebenaran yang telah diteliti, dibuktikan dan dimuat secara luas dalam sebuah buku, majala

PANDUAN PRAKTIS UNTUK MENGAJARKAN PERCAKAPAN BAHASA BATAK

Parlin Pardede (FKIP-UKI Jakarta) Pendahuluan Dalam hidupnya, setiap orang perlu berkomunikasi dengan orang lain. Karena alat media komunikasi manusia utama adalah bahasa, maka setiap orang normal biasanya menguasai minimal satu bahasa, yaitu bahasa ibunya. Orang seperti ini disebut “monolingualis”, seperti “halak hita” yang seumur hidupnya tidak pernah keluar dari kampungnya, tidak pernah berhubungan dengan orang atau kebudayaan di luar Batak (baik melalui pendidikan, pergaulan, atau media—seperti buku, TV, Koran, radio, dll.). Tidak sedikit orang, khususnya yang berhubungan dengan orang atau budaya dari luar budayanya, yang menguasai dua, tiga, atau lebih banyak bahasa sekaligus, meskipun dengan tingkat penguasaan yang beragam. Setiap “Halak hita” yang merantau cukup lama ke Jakarta pasti menguasai minimal bahasa Batak (selanjutnya disingkat BB) dan bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI). Orang seperti ini disebut “bilingualis” Mungkin juga dia menguasai satu atau lebih bahasa l